RRI Belum Miliki Karakteristik Khusus

23-01-2018 / KOMISI I
Anggota Komisi I DPR RI Evita Nursanty, foto : arief/hr

 

 

Radio Republik Indonesia (RRI) dinilai belum memilili karakteristik khusus yang membedakannya dengan stasiun radio swasta lainnya. RRI juga belum tepat dikatakan sebagai radio berita, karena program hiburan lainnya juga cukup banyak mengisi siaran RRI.

 

Anggota Komisi I DPR RI Evita Nursanty menegaskan hal tersebut dalam rapat dengar pendapat dengan Dewan Pengawas dan Dirut RRI di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (23/1/2018). Rapat yang beragendakan evaluasi 2017 dan program kerja 2018 RRI itu, banyak dikritik para anggota Komisi I. Menurut Evita, sebagai media resmi pemerintah, sejauh ini tak menonjol karakteristiknya. Apalagi, RRI juga masih kalah bersaing dengan radio swasta.

 

“Apa karakteristik RRI. Tidak ada yang special unique selling point bagi RRI. RRI ini sebenarnya mau jadi radio apa. Radio berita tidak dicari orang beritanya. Saya tidak melihat ada karakteristiknya,” tandas politisi PDI Perjuangan ini di hadapan Dewas dan Dirut RRI. Tanpa harus susah payah mencari modal usaha, mestinya RRI tampil terdepan dengan karakteristik yang khas di tengah masyarakat pendengarnya di suluruh tanah air.

 

Evita berharap, RRI justru menjadi penyedia informasi utama bagi masyarakat. Tak perlu sulit bagi Dirut RRI untuk menyusun program unggulan, karena anggarannya sudah disediakan pemerintah. Berbeda dengan radio swasta yang harus mencari modal dulu untuk menyusun program acaranya.

 

“Harapan kita RRI ini jadi sabuk pengaman informasi kita. Anggaran sudah disediakan negara. Kalau tidak bisa bersaing, tidak bisa saya pahami. Ini modal sudah ada, tapi tidak mampu untuk bersaing. Masih banyak yang harus dikejar untuk kemajuan RRI,” tutur Evita lagi. Ia juga mengingatkan bahwa tugas utama RRI adalah sebagai government public relation. Ini harus dijalankan dengan baik.

 

Bila RRI mampu menjalankan peran utamanya itu, niscaya tidak akan ada lagi radikalisasi dan intoleransi di tengah-tengah masyarakat. Jadi, RRI bisa ikut andil menahan gelombang radikalisme, intoleransi, bahkan ancaman terorisme. “Itu adalah tupoksi yang paling penting bagi RRI,” kata Evita. (mh/sc)

 

BERITA TERKAIT
Indonesia Masuk BRICS, Budi Djiwandono: Wujud Sejati Politik Bebas Aktif
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Budisatrio Djiwandono menyambut baik masuknya Indonesia sebagai anggota BRICS. Budi juga...
Habib Idrus: Indonesia dan BRICS, Peluang Strategis untuk Posisi Global yang Lebih Kuat
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keanggotaan penuh Indonesia dalam aliansi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) menjadi isu strategis yang...
Amelia Anggraini Dorong Evaluasi Penggunaan Senjata Api oleh Anggota TNI
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Amelia Anggraini mendorong evaluasi menyeluruh penggunaan senjata api (senpi) di lingkungan TNI....
Oleh Soleh Apresiasi Gerak Cepat Danpuspolmal Soal Penetapan Tersangka Pembunuhan Bos Rental
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Tiga anggotaTNI Angkatan Laut (AL) diduga terlibat dalampenembakan bos rental mobil berinisial IAR di Rest Area KM...